Makalah Teknik Pengemasan Dengan Kemasan Kertas


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Pengemasan tentang Kemasan Kertas ini.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Malang, 15 Mei 2016
Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kertas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusaia yang semakin maju dan berkembang seperti saat ini. Sehingga industri kertas mengalami pertumbuhan yang pesat di Indonesia dan dunia. Kebutuhan akan kertas di dunia semakin lama semakin meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan di dunia membutuhkan tambahan produksi kertas lebih dari 100 juta ton pertahun.
Selain sebagai media tulis, kertas juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan pengemas berbagai produk makanan. Inilah yang menjadikan kebutuhan kertas semakin tinggi, apalagi dengan seiring meningkatnya jumlah penduduk di seluruh dunia.
Sebagai bahan pengemas, kertas memiliki banyak kelebihan, yaitu murah, dapat didaur ulang dan mudah terdegradasi. Namun kertas ini juga memiliki kekurangan yang berkaitan dengan ketahanannya terhadap air. Oleh karena itu, selama ini kertas lebih banyak dipakai untuk mengemas produk kering. Meskipun demikian, kertas juga mulai dikembangkan dengan memberikan berbagai perlakuan saat produksinya, sehingga kertas mampu mengemas produk berkadar air tinggi dengan baik.
Ikan adalah produk yang umumnya diolah dalam bentuk basah atau berkadar air tinggi. Pengemasan produk perikanan masih banyak dilakukan dengan plastik dan logam. Untuk itu keberadaan kertas harus mulai dilirik untuk menciptakan pengemas produk yang baik. Dengan melakukan pengemasan menggunakan media kertas, biaya produksi akan semakin ditekan. Selain itu, hal ini juga secara tidak langsung akan membuat lingkungan lebih terjaga, karena kertas lebih mudah terurai dibandingkan bahan pengemas lainnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang pengemasan dengan kertas. Dengan menekankan materi pada sektor perikanan, makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi sekaligus sumber inovasi bagi pembaca yang sering berhubungan dengan produk perikanan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, makalah ini akan mengambil beberapa rumusan masalah yang akan dikupas jawabannya pada bab pembahasan. Adapun rumusan masalah yang diambil adalah:
- Apa itu pengemasan ?
- Bagaimana kertas dimanfaatkan sebagai pengemas ?
- Apa saja jenis-jenis kertas ?
- Bagaimana karakteristik setiap jenis kertas ?
- Apa saja kelebihan dan kelemahan bahan pengemas kertas ?

1.3 Tujuan Penulisan

Sedangkan, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
- Menjelaskan pengertian pengmasan dan tujuan pengemasan itu sendiri.
- Menjelaskan cara penggunaan kertas sebagai bahan pengemas
- Untuk mengetahui berbagai jenis kertas dan karakteristiknya.
- Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan umum bahan pengemas kertas


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengemasan

Menurut Dirjen Industri Kecil Menengah, suatu proses pengemasan adalah suatu kegiatan yang menggantikan pekerjaan tangan. Produk yang tadinya dipegang tangan, dibebankan dari aktivitas tersebut, diisolasi dari pengaruh luar dan dari diamankan dari kemungkinan tercecer. Hampir semua produk bisa cidera akibat pengaruh luar, dan proses perusakan ini bisa dihindarkan dengan menggunakan kemasan yang tepat. Kemudian Rahmawati (2013) juag menyatakan bahwa pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan. Kemasan tersebut memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Sebagai wadah atau tempat. Yaitu untuk memudahkan penyimpanan produk yang berupa tepung – tepungan, butiran, cairan dan gas agar tidak berserakan dan memudahkan pekerjaan bila akan dipindahkan atau diangkut.
2. Sebagai pelindung. Disamping sebagai pelindung bagi produk yang dikemas, kemasan juga berfungsi untuk melindungi lingkungan sekitar produk. Bahan kemas yang akan dipilih tergantung dari sifat – sifat produk serta kemampuannya untuk melindungi produk yang akan dikemas. Bahan dan bentuk kemasan yang tidak memenuhi persyaratan akan menurunkan kualitas produk yang dikemas dan bila terjadi kebocoran dapat menimbulkan malapetaka seandainya produk yang dikemas adalah racun atau produk yang mudah terbakar. Untuk melindungi produk dari air/udara, misalnya produk kering seperti Calsium karbida, maka kadar airnya harus rendah untuk menghindarkan terjadinya reaksi – reaksi kimia atau kerusakan yang ditimbulkan oleh mikroba dan bahan kemasan yang digunakan harus kedap air agar uap air tidak bebas keluar masuk kemasan. Produk yang mengandung zat volatil, seperti rempah – rempah, wangi – wangian atau produk yang mudah menyerap bau seperti susu, kopi maka digunakan kemasan yang mampu mencegah masuknya zat yang baunya tidak disenangi. Produk yang sensitif mudah bereaksi dengan oksigen, seperti makanan gorengan, dapat dipilih bahan kemasan yang tidak dapat ditembus oksigen, baik yang dihampa udarakan maupun kemasan yang diberi gas pengisi. Untuk melindungi produk yang mengalami proses karbonisasi seperti bir, coca cola, fanta dan sejenisnya harus dipilih kemasan yang kedap CO2 dan mampu melawan tekanan yang ditimbulkan oleh adanya CO2 dalam produk yang akan meningkat bila suhu produk meningkat atau terkocok. Untuk mengemas produk yang sensitif sinar atau cahaya seperti bir, film photo, obat – obatan dan sebagainya, dianjurkan menggunakan kemasan yang dapat menahan sebagian sinar sehingga kerusakan bahan tersebut dapat diperkecil. Namun konsumen kadang – kadang ingin tahu produk atau kemurnian produk yang dikemas, sehingga dalam hal ini perlu dicantumkan informasi tentang produk. Produk yang mudah diserang oleh serangga dan rodent dapat dipilih jenis kemasan yang tahan terhadap gigitan rodent atau permukaannya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian – bagian yang dapat dijadikan pangkal tempat menggigit, misalnya sisi yang tajam dan lain-lain. Namun sebelum dikemas produk hendaknya diberi perlakuan yang dapat membasmi serangga dan rodent. Sedangkan untuk bahan – bahan yang mudah pecah seperti gelas, keramik, telur dapat digunakan kemasan yang tahan terhadap benturan mekanik dan dapat mengurangi guncangan.
3. Sebagai penunjang cara penyimpanan dan transport. Produk – produk yang akan dipasarkan biasanya tidak langsung dibawa dari pabrik ke pengecer, tetapi melalui saluran pemasaran yang agak panjang. Selain itu ada beberapa bahan yang harus disimpan dulu sebelum dijual untuk pengontrolan kualitasnya, sehingga kemasan harus dibuat sedemikian rupa agar efisien dalam menggunakan ruangan penyimpanan. Yang dimaksud dengan efisien yaitu memberikan perbandingan maksimum antara berat atau jumlah produk yang disimpan dengan persatuan luas dari bangunan untuk penyimpanan, sehingga makin tinggi penumpukan, makin tinggi juga efisiensinya. Kemasan harus dibuat selaras dengan kemajuan dalam bidang teknologi dan transportasi, bentuk dan ukurannya harus cocok dengan kemampuan dan ukuran alat – alat yang digunakan, misalnya produk akan diangkut dengan pesawat terbang, maka ukuran dan bentuk kemasannya harus sesuai dengan ukuran pintu pesawat terbang. Disain kemasan yang tepat akan menunjang transportasi untuk dapat dilakukan dengan cepat.
4. Sebagai alat persaingan dalam pemasaran. Langkah pertama dalam memasarkan suatu produk adalah menarik perhatian konsumen. Cara menarik ini diantaranya dengan menempelkan sesuatu yang menarik pada kemasan produk tersebut, misalnya gambar bayi yang sehat dan komposisinya bila yang dipasarkan makanan bayi. Bila langkah pertama telah berhasil, maka peluang untuk memenangkan persaingan sudah menjadi lebih besar, selanjutnya tergantung pada produk itu sendiri, apakah harganya terjangkau, keadaanya sesuai dengan selera konsumen, kualitasnya baik sesuai dengan informasi/label yang telah diberikan.
Dalam memilih bentuk dan bahan kemasan yang akan digunakan, agar memenuhi syarat sehingga dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Rahmawati (2013) antara lain:
a) Tidak toksik Bahan kemasan tidak mengganggu kesehatan manusia secara langsung maupun tidak langsung, seperti kandungan Pb.
b) Harus cocok dengan bahan yang dikemas Kemasan yang dipilih harus cocok dengan produk yang dikemas, kalau salah memilih bahan kemasan maka akan sangat merugikan. Misalnya produk yang seharusnya dikemas dengan kemasan transparan, namun dikemas dengan bahan kemas yang tidak transparan sehingga bila konsumen ingin mengetahui isinya akan merusak segel dan hal tersebut sangat merugikan produsen.
c) Sanitasi dan syarat – syarat kesehatan terjamin Disamping bahan kemasan tidak toksik dan produk yang dikemas tidak menunjukkan kerusakan karena serangan mikroba, juga bahan kemasan tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau syarat – syarat kesehatan. Misalnya karung adalah kemasan yang paling banyak digunakan, namun penggunaan karung untuk mengemas produk yang dikonsumsi tanpa mengalami pencucian atau pemasakan terlebih dahulu merupakan hal yang tidak dibenarkan.
d) Dapat mencegah pemalsuan Yaitu kemasan juga berfungsi sebagai pengaman dengan cara membuat kemasan yang khusus sehingga sukar dipalsukan dan bila terjadi pemalsuan dengan cara menggunakan kemasan yang telah digunakan akan mudah dikenali.
e) Kemudahan membuka dan menutup Pada umumnya konsumen akan memilih produk dengan kemasan yang mudah dibuka, seperti kemasan tetra pack daripada kemasan botol yang lebih sukar dan memerlukan alat khusus untuk membuka tutupnya.
f) Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi perlu dipertimbangkan, sehingga isi kemasan dapat diambil dengan mudah dan aman, atau dengan kata lain tidak banyak tercecer, terbuang atau tersisa di dalamnya.
g) Kemudahan pembuangan kemasan bekas Pada umumnya kemasan bekas adalah sampah dan merupakan suatu masalah yang memerlukan biaya cukup besar untuk penanganannya, misalnya kemasan – kemasan bekas dari bahan plastik. Bahan kemasan plastik tidak dapat hancur oleh mikroba dan bila dibakar akan menyebabkan polusi udara, terutama di negara – negara maju. Bahan kemasan yang terbuat dari logam, keramik dan bahan nabati tidak begitu menjadi masalah. Bahan logam dan kertas sebagian besar dapat diproses kembali. Bahan nabati seperti kayu dapat dipakai sebagai bahan bakar.
h) Ukuran, bentuk dan berat Ukuran kemasan berhubungan sangat erat dengan penanganan selanjutnya, baik dalam penyimpanan, transportasi maupun sebagai alat untuk menarik perhatian konsumen. Biasanya kemasan disesuaikan dengan sarana yang ada, misalnya sebagai pengangkutnya adalah pesawat terbang, maka tinggi dan lebarnya tidak boleh melebihi ukuran pintu pesawat terbang yang akan mengangkutnya dan sebagainya.

2.2 Kemasan Kertas

Menurut Tarigan et al.(2013), kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan jalin-menjalin. Serat yang biasa digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Secara umum kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kertas budaya dan kertas industri. Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas cetak dan kertas tulis, diantaranya adalah : kertas kitab (bible-paper), buku, Bristol (kertas kartu), cover, kertas duplicating, Koran, kertas litho (kertas cetak), kertas amplop. Sedangkan yang termasuk kertas industri adalah : kertas kantong, kertas minyak (tracing paper), pembungkus buah-buahan (fruit wrapper), cigarette tissue, kertas bangunan dan karton, kertas pengemas makanan, kertas makanan, kertas isolasi elektis, karton, pembungkus sayur-sayuran (water leaf paper).Kertas Tissue terdisi dari kertas tissue rumah tangga dan kertas sigaret. Kertas Khusus (specialty paper) terdiri dari : kertas uang,kertas dektor,kertas overlay, kertas thermo,kertas label dan lain-lain.
Kertas adalah kemasan yang pertama ditemukan sebelum plastik dan logam. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaman udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Jenis kemasan ketas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft dan kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kemasan kertas fleksibel. Kemasan kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, drum, cawan - cawan yang tahan air, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan - bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif (Perdinan, 2010).
Sifat-sifat kertas biasanya diklasifikasikan sebagai sifat fisik, sifat optic, sifat kimia, sifat elektrik dan sifat mikroskofis. Sifat-sifat fisik antara lain meliputi uji ketahan tarik, sobek, retak, lifat, kehalusan, kekasaran, kekuatan, berat dan ketebalan. Sifat optik antara lain meliputi uji opasitas, derajat putih kilap dan warna. Sifat elektrik meliputi sifat konduksi dan induksi. Sifat kimia menentukan kadar selulosa, pentosan, abu, bahan pengisi, viskositas, tembaga, pH dan kadar air, sedangkan mikrokofis meliputi penentuan jenis serat yang digunakan, analisa kualitatif bahan pengisi dan uji noda (Hadian Kiki, 1994)

2.3 Pembuatan Kertas

Bahan utama pembuat kertas adalah dari bahan-bahan yang mengandung selulosa dan sampai saat ini masih lebih dari 90% industri pulp di Indonesia berbahan baku kayu bulat, yang berasal dari hu tan alam. Selulosa adalah suatu polisakarida yang tak larut dalam air dan merupakan zat pembentuk kulit sel tanaman(Fingel dan Wenger, 1995).
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat. Pulp dapat dibuat dari bahan kayu, non kayu, dan kertas bekas (waste paper). Secara umum prinsip pembuatan pulp merupakan proses pemisahan selulosa terhadap impurities bahan-bahan dari senyawa yang dikandung oleh kayu di antaranya lignin. Serat selulosa menunjukkan sejumlah sifat yang memenuhi kebutuhan pembuatan kertas (Dahlan, 2011).
Bahan baku untuk pulp adalah bahan berselulosa seperti wood dan non wood. Meskipun semua kertas dibuat terutama dari bahan baku yang sama perlu diperlukan perubahan sifat yang terjadi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh sipembuat kertas atau mungkin disebabkan alat oleh perubahan yang tidak dapat lagi dihindarkan. Pembuatan kertas mempunyai banyak cara untuk merubah sifat-sifat kertas akan tetapi perubahan sifat tersebut biasanya berkaitan satu dengan yang lainnya missal perubahan dilakukan untuk memperbaiki sifat salah satunya, maka sifat lainnya sering mengalami kebalikannya. Pembuat kertas yang baik, akan selalu berusaha agar perubahan sifat-sifat kertas dapat memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan tujuan pengunaan (Tarigan et al.,2013).
Menurut Prabawati dan Wijaya(2008), terdapat 3 macam proses pembuatan pulp, yaitu:
1. Proses mekanis. Tidak digunakan bahan-bahan kimia. Bahan baku digiling dengan mesin sehingga selulosa terpisah dari zat-zat lain.
2. Proses Semi Kimia. Dilakukan seperti proses mekanis, tetapi dibantu dengan bahan kimia untuk lebih melunakkan, sehingga serat-serat selulosa mudah terpisah dan tidak rusak.
3. Proses Kimia. Bahan baku dimasak dengan bahan kimia tertentu untuk menghilangkan zat lain yang tidak perlu dari serat-serat selulosa. Dengan proses ini, dapat diperoleh selulosa murni dan tidak rusak.
Saat ini, proses mekanis sudah mulai ditinggalkan dan proses dengan bahan kimia sudah banyak digunakan dalam industri untuk memproduksi kertas dalam skala besar. Prosedur pembuatan pulp secara kimia, seperti yang dijelaskan oleh Sinuhaji (2010) adalah sebagai berikut.

Pemasakan Tahap I
1. Dimasukkan tandan kosong yang sudah dikeringkan ke dalam drum yang telah dilarutkan 225 gram NaOH yaitu konsentrasi 1,5 % ke dalam drum yang diisi air 15 liter.
2. Setelah jadi bubur, dilakukan pendinginan selama 24 jam
3. Hasil tersebut dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan lignin dan bau NaOH.
4. Pulp dikeringkan dengan sinar matahari agar pulp tersebut mudah untuk ditimbang dan digunting. 5. Ditimbang pulp untuk mendapatkan rendemen 1.

Pemasakan Tahap II
1. Pulp dari pemasakan 1 dimasak kembali dalam tabung digester yang telah dilarutkan NaOH dengan konsenterasi 5 % yaitu 350 gram yang berisi air 7 liter.
2. Kemudian dilakukan pemasakan selama 4 jam.
3. Setelah itu pulp tersebut didinginkan selama 24 jam
4. Kemudian pulp dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan bau NaOH pada pemasakan II.
5. Pulp tersebut direndam selama 24 jam didalam air kaporit
6. Kemudian pulp tersebut dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan bau kaporit.
7. Dilakukan penghalusan tahap I dengan blender
8. Kemudian direndam selama 3 x 24 jam di dalam air agar terjadi pengembangan serat.
9. Dilakukan penghalusan tahap II kemudian dilakukan pengeringan dengan sinar matahari
10. Ditimbang pulp untuk mendapatkan rendemen II.

2.4 Macam Kertas

Di pasaran, terdapat beberapa macam kertas yang digunakan oleh masyarakat, antara lain, alumunium foil, kertas cellophane, karton, duplex, kertas majalah, tas kertas, kertas serbet, kertas pastel, kertas merang, kertas tissue, wallpapers, watercolor paper, kertas minyak, kertas metalik, kertas daur ulang dan art paper(Trisnawati, 2014).
Menurut Rahmawati (2003), kertas dibuat dari serat sellulosa dan merupakan bahan penyerap tinta, dapat digunakan untuk menulis, membungkus dan mengemas. Pada umumnya kertas dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu; kertas kultural atau halus dan kertas industri atau kasar.
· Kertas kultural terdiri atas kertas cetak dan kertas tulis. Kertas cetak dibagi kedalam kertas putih, kertas cetak berwarna, kertas gambar, kertas offset dan sebagainya. Sedangkan kertas tulis dibagi kedalam kertas cek, kertas buku tulis, kertas cetak ketikan dan sebagainya.
· Kertas industri umumnya terdiri dari kertas untuk membungkus dan mengemas, misalnya kertas kraft, kertas manila, kertas glassin, kertas kedap lemak, kertas antitornish, kertas permanen, kertas pounch, kertas tissue, kertas krep, kertas lilin, kertas tahan basah dan sebagainya.
Manfaat kertas dalam industri pengemasan, antara lain ; sebagai kantong, amplop, mengemas produk yang akan dikapalkan, mengemas perak, photographi, mengemas produk farmasi, dapat menjaga flavour produk yang dikemas, mengemas keju, untuk tujuan dekorasi dan sebagainya tergantung dari jenis kertas yang digunakan.
Kemudian Juliani (2007) juga menjabarkan secara rinci beberapa jenis kertas yang sering dipakai dipakai, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Kertas Glasin dan Kertas Tahan Minyak (Grease Proof) Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan - bahan lain seperti plastizier bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan - bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan untuk memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin.
2. Kertas Perkamen Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti : mentega, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak). Sifat - sifat kertas perkamen adalah : mempunyai ketahanan lemak yang baik, mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih, permukaan bebas serat, tidak berbau, tidak terasa dan transparan sehingga sering disebut kertas glasin.
3. Kertas Lilin Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya adalah lilin parafin dengan titik cair 46 - 740C dan dicampur polietilen (titik cair 100 - 1240C) atau petrolatum (titik cair 40 - 520C). Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain - lain
4. Daluang (Container Board ) Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua jenis kertas daluang, yaitu : liner board disebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara (kayu lunak), corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfat.
5. Chipboard Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa - sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan - bahan tambahan tertentu.
6. Tyvek Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density polyethylene). Dibuat pertama kali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat yaitu tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban, tahan terhadap kotoran bahan kimia, bebas dari kontaminasi, mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan ( Elisa Julianti, 2007).

Untuk membaca tulisan sengkapnya, silahkan download file DOCX di bawah ini.


Comments

Popular posts from this blog

Laporan Praktikum Biologi Perikanan : Seksualitas Ikan

Laporan Mikrobiologi Dasar : Identifikasi Jamur