Laporan Mikrobiologi Dasar : Penanaman Media



1. PENDAHULUAN

1.1 Latar  Belakang
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat –zat hara yang berguna untuk membiakkan mikroba dengan menggunakan bermacam – macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian, sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo et al, 1991).

Menurut Murachman et al,(1995), macam – macam media yaitu sebagai berikut :
1.Media cair (liquid media) yaitu media yang berbentuk cair.
2.Media padat (solid media) yaitu media yang berbentuk padat. Media dapat berupa bahan organik alamiah misalnya media wortel, media kentang atau anorganik (silika gel).
3.Media padat yang dapat dicairkan (semi solid) yaitu media yang dalam keadaan panas berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya mengandung agar atau gelatin.

Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat,semi padat dan cair. Media padat diperoleh dengan menambahkan agar. Agar berasal dari ganggang merah. Agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak diuraikan oleh mikroorganisme,dan membeku pada suhu diatas 45ÂșC kandungan agar berbagai bahan pemadat dalam media adalah
1,5-2% (Lay,1994).

Media merupakan suatu tempat yang digunakan untuk perkembangbiakan mikroorganisme.Media dapat dibagi menjadi 3 yaitu media padat,media semi padat dan media cair.Media harus berisi zat hara yang penting untuk pertumbuhan mikroorganisme.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman adalah agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri dan jamur.

Tujuan dari praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman adalah untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri dan jamur.

1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi Dasar materi materi Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Maret 2013 pukul 15.00 WIB – 18.00 WIB di Laboratorium Mikrobilogi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang.



2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Fungsi Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat –zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam – macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat – sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo, et al., 1991).

Menurut Hadioetomo (1985), medium ialah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya. Untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik –sebaiknya. Pertama – pertama harus dapat memahami kebutuhan dasarnya, Lalu mencoba memformulakan meskipun persyaratan nutrien mikroorganisme amat beragam, namun sebagai makhluk hidup, mereka mempunyai kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.

Menurut Suriawiria (1995), untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut media. Sedang media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.

2.2 Macam – Macam Media
Menurut Sutedjoet al., (1991), media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan, sifat wujudnya dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1.Media Anorganik, yaitu media yang tersusun dari bahan – bahan anorganik.
2.Media Organik, yaitu media yang susunannya terdiri dari bahan -  bahan organik.
3.Media Sintetik, yaitu media yang susunannyan kimianya diketahui dengan pasti, umumnya digunakan untuk mempelajari makanan suatu mikroba.
4.Media Non Sintetik, yaitu media yang susunan kimianya tidak diketahui dengan pasti, umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba.


Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya :
1. Media cair, yaitu media yang berbentuk cair.
2. Media padat, yaitu media yang berbentuk padat, dapat berupa bahan organik alamiah atau dapat juga berupa bahan anorganik.
3. Media padat yang dicairkan (semikoloid).

Menurut Suriawira (1995), macam bentuk media dibedakan menjadi  3 yaitu :
1. Media padat, umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan kadang – kadang juga mikroba.
2. Media air, dipergunakan untuk pembiakan mikroalga tetapi juga  mikroba lain terutama bakteri dan ragi.
3. Media semi padat dan semi cair, umunya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fermentatif.

2.3 Media NA, PDA dan TCBS beserta komposisinya
Menurut Murachman et al., (1991), pembuatan medium potato dektrosa agar (PDA) kentang sudah ditimbang dan direbus dengan ukuran kentang 50,31 gram dan agar 40,3 gram. Disini digunakan agar untuk mengentalkan medium.

Media PDA (Potato Dekstro Agar) diperoleh dari laboratorium kesehatan medan sebanyak 39 gram. Media PDA selanjutnya ditambahkan dengan 500 ml aquadest. Kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf bersama dengan alat – alat yang akan digunakan dalam penanaman kapang dengan temperatur  C selama 15 menit. Didinginkan hingga suhu C - C. Setelah itu media dituangkan ke dalam masing – masing cawan sebanyak 20 ml (Restuati,2008).

Menurut Dwijoseputro (1978), NA, PDA, TCBS beserta komposisinya adalah sebagai berikut:
a.NA : digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri, komposisinya   terdiri dari ekstrak beef segar, pepton 3 gram, NaCl 2,5 gram dan aquades 1 L
b.PDA : digunakan sebagai media penanaman bakteri dan jamur,  komposisinya adalah agar 5 gram, ekstrak yeast 2,5 gram, pepton 5 gram, dan glukosa 1 gram
c.TCBS: digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri yang dikehendaki, komposisinya adalah agar, tiosulfat, sitrat, bile, garam dan sukrosa

2.4 Pembuatan Media NA dan PDA
Media PDA steril yang telah dicairkan dan didinginkan pada temperatur  C ditambahkan kloramfenitol 1ml/L dan dituang ke dalam piring petri hingga membeku sebanyak 1 ml suspensi hasil pengenceran sampel dituang pada permukaan media PDA yang telah beku dalam piring petri yang mengandung kloramfenitol dan diratakan spreaser glass (Pratiwi,2005).

Menurut Amelia,et al., (2005), pembuatan median NA (Nutrient Agar) adalah dengan melarutkan 25 gram agar batang yang sudah dipotong kecil – kecil dalam 1000 mL aquades di dalam microwave untuk mempermudah larutnya  agar. Lalu disaring dengan menggunakan kain kassa agar kotorannya terbuang, selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan 3 gram ekstrak yeast dan 5 gram bacto pepton, diaduk sampai rata. Kemudian media ini disterilkan dalam otoklaf.Setelah agak dingin, media dituang ke dalam cawan petri yang sudah disterilisasi kira – kira 20 mL.setelah dingin dan beku cawan yang telah diisi media disimpan di dalam plastic dengan posisi terbalik.

Menurut Stanieret al., (1984), pembuatan TCBS dimulai dengan menimbang Tiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS) sebanyak yang dibutuhkan dan dimasukkan Erlenmeyer. Diukur aquades sebanyak yang diperlukan diaduk dengan spatula agar homogen.Lalu lubang Erlenmeyer ditutup dengan kapas, dibungkus Koran dan kemudian diikat tali.Rebus selama 15 menit dan tunggu sampai hangat.Dan kemudian baru digunakan untuk penanaman bakteri vibrio.

2.5 Pengertian dan Tujuan Pengenceran 
Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni, sedangkan pengenceran yang bukan desimal, misal 1:5, 1:25 dan seterusnya jarang dilakukan karena tidak praktis dalam perhitungan (Fardiaz, 1993).
Media PDA perlu dilakukan pengenceran terlebih dahulu dari agar miring ke dalam air steril, yaitu sebanyak 2 kali pengenceran.Hal ini dilakukan dengan dipindahkan satu fase biakan dari agar miring ke dalam air steril lainnya sebanyak 1 ml divortex lagi (Amelia,2005).

2.6 Macam Metode Penanaman beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Menurut Hadioetomo (1990), macam penanaman beserta kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut :

1. Metode Cawan Gores
Kelebihan dari metode cawan gores adalah :
a. Hanya spesies tertentu yang dapat tumbuh pada media sehingga memudahkan piaraan bakteri murni.
b. Pengamatan morfologi koloni lebih baik.

Kekurangan dari metode cawan gores adalah :
a. Bentuk koloni sulit diamati karena adanya permukaan yang sempit, terutama pada bagian atas.
b. Bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.

2. Metode Cawan Tuang 
Kelebihan dari metode cawan tuang adalah :
a. Kemungkinan terjadinya kontaminasi kecil.
b. Bakteri anaerob dapat tumbuh.
c. Dapat mengamati bentuk koloni yang ada pada bagian atas.

Kekurangan dari metode cawan tuang adalah :
a. Koloni dan beberapa spesies tidak dapat memberikan penangkap yang sama.
b. Sulit memindahkan koloni apabila ingin dipelajari lebih lanjut.
c. Memboroskan bahan dan waktu tidak memerlukan keterampilan yang terlampau tinggi.

Menurut Lay (1994), cara mendapatkan biakan murni yaitu:
1. Teknik penggoresan agar, kelebihan dari teknik pengembangbiakan ini adalah memerlukan biaya yang lebih murah dan tidak memakan waktu yang lama, namun memerlukan memerlukan keterampilan peneliti karena pada prinsipnya menggores media pada cawan petri , apabila penggoresan tidak sempurna akan menumbuhkan koloni yang terpisah
2. Teknik agar tuang, kelebihan dari teknik ini adalah tidak memerlukan keterampilan khusus, sedangkan kekurangannya adalah boros bahan dan waktu
3. Teknik agar sebar, kelebihan dari teknik ini adalah lebih mudah ditangkap koloninya dan butuh keterampilan
4. Teknik pemindahan biakan


Silahkan Download File Microsoft Word .DOC Untuk Melihat Isi Lengkapnya:

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Praktikum Biologi Perikanan : Seksualitas Ikan

Makalah Teknik Pengemasan Dengan Kemasan Kertas

Laporan Mikrobiologi Dasar : Identifikasi Jamur