Makalah Ilmu Bahan Pangan Tentang Alga di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan pesisir dan laut di Indonesia memegang peranan penting, dimana kawasan ini memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari daratan, oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna yang memiliki nilai potensial dan memiliki peranan penting secara ekologidan ekonomi.Makroalga termasuk bagian dari flora yang terdiri atas banyak jenis dan memiliki peranan penting pada lingkungan laut.Makroalga yang dikenal juga sebagai rumput laut merupakan tumbuhan thallus (Thallophyta) dimana organ-organ berupa akar, batang dan daunnya belum terdiferensiasi dengan jelas (belum sejati). Sebagian besarmakroalgadi Indonesia bernilai ekonomis tinggiyang dapat digunakan sebagai makanan dan secara tradisional digunakan sebagai obat-obatan oleh masyarakat khususnya di wilayah pesisir.
Van Bosse (melalui ekspedisi Laut Siboga pada tahun 1899-1900) melaporkan bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 555 jenis dari 8.642 spesies rumput laut yang terdapat di dunia. Dengan kata lain, perairan Indonesia sebagai wilayah tropis memiliki sumberdaya plasma nutfah rumput laut sebesar 6,42% dari total biodiversitas rumput laut dunia (Santosa, 2003; Surono, 2004). Rumput laut dari kelas alga merah (Rhodophyceae) menempati urutan terbanyak dari jumlah jenis yang tumbuh di perairan laut Indonesia yaitu sekitar 452 jenis, setelah itu alga hijau (Chlorophyceae) sekitar 196 jenis dan alga coklat (Phaeophyceae) sekitar 134 (Winarno, 1996 [IH1] ).
Menurut Luning (1990), Indonesia memiliki tidak kurang dari 628 jenis makro alga dari 8000 jenis makro alga yang ditemukan di seluruh dunia. Keberadaan makroalga sebagai organisme produser memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan binatang akuatik terutama organisme-organisme herbivora di perairan laut. Dari segi ekologi makroalga juga berfungsi sebagai penyedia karbonat dan pengokoh substrat dasar yang bermanfaat bagi stabilitas dan kelanjutan keberadaan terumbu karang. Selain itu juga dapat menunjang kebutuhan hidup manusia sebagai bahan pangan dan industri.
Keanekaragaman mikroalga sangat tinggi. Diperkirakan ada sekitar 200.000-800.000 spesies mikroalga yang ada di bumi, dimana baru sekitar 35.000 spesies saja yang telah diidentifikasi. Beberapa contoh spesies mikroalga diantaranya yaitu Spirulina, Nannochloropsis sp, Botryococcus braunii, Chlorella sp, Dunaliella primolecta, Nitzschia sp, Tetraselmis suecia, Scenedesmus sp dan lain-lain (Kawaroe, 2010 [IH2] ).
Alga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek moyang tumbuhan saat ini. Alga memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki oleh tumbuhan saat ini seperti pigmen klorofil. Alga secara morfologi dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu mikroalga (alga dengan ukuran mikroskopis) dan makroalga (alga yang berukuran makro). Namun, secara spesifik bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, makalah ini akan mengambil beberapa rumusan masalah yang akan dikupas jawabannya pada bab pembahasan. Adapun rumusan masalah yang diambil adalah:- Apa itu alga?
- Bagaimana pengklasifikasian alga?
- Seperti apa klasifikasi alga?
- Bagaimana kondisi alga di Indonesia?
- Seperti apa klasifikasi alga di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Sedangkan, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.- Menjelaskan secara detil mengenai kehidupan alga
- Mengetahui klasifikasi alga
- Mengetahui macam-macam alga yang telah diklasifikasi
- Mengetahui macam alga dan klasifikasinya di Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Alga
Alga adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan termasuk dalam kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan bertalus. Tidak memiliki akar batang dan daun sejati tetapi hanya menyerupai saja. Hidup menempel pada substrat dengan menggunakan holdfast. Berklorofil a untuk fotosintesis dan juga mengandung pigmen lainnya. Pemanfaatan alga untuk menunjang kehidupan manusia telah banyak dilakukan didalam berbagai bidang baik pangan maupun sandang. Semua usaha pemanfaatan alga telah dilakukan baik sacara tradisional maupun intensif dalam berbagai aspek, seperti dalam budidaya untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, juga di berbagai bidang industri, dalam skala kecil, industri rumah tangga dan dalam skala besar, pabrik dan lain-lain.Alga yang mula-mula ada di bumi kurang lebih sekitar tiga milyar tahun yang lalu adalah cyanobacteria (atau ganggang biru-hijau), yang melakukan fotosintesis, sel prokariotik tidak berinti sel. Kemudian muncul jenis-jenis alga yang lain yang memiliki inti sel, sel kompleks multiselular atau Sel eukariotik. Alga adalah tanaman laut yang di kelompokkan dalam 2 kelompok besar makro alga dan mikro alga, mikro alga (berukuran kecil) tidak dapat dilihat secara kasat mata tetapi hanya boleh dilihat dengan menggunakan alat bantu yaitu mikroskop. Sebaliknya alga makro atau alga yang berukuran besar dapat dilihat langsung (kasat mata).
2.2 Klasifikasi Alga
Alga terdiri atas 8 divisio dan tersebar dalam 16 kelas dengan sejumlah ordo, family, genus dan spesies. Pembagian klasifikasi di tingkat divisio menurut Sze (1986), adalah sebagai berikut :Divisio Cyanophyta (cyanobacteria atau blue-green algae)
Class Cyanophyceae
Divisio Prochlorophyta
Class Prochlorophyceae
Divisio Chlorophyta (green algae)
Class Prasinophyceae OR Class Micromonadophyceae
Class Chlorophyceae Class Chlorophyceae
Class Charophyceae Class Charophyceae
Class Ulvophyceae
Class Pleurastrophyceae
Divisio Chrysophyta
Class Chrysophyceae (golden brown algae)
Class Prymnesiophyceae (=Haptophyceae)
Class Tribophyceae (=Xanthophyceae) (yellow-green algae)
Class Eustigmatophyceae
Class Raphidophyceae (=Chloromonadophyceae)
Class Bacillariophyceae ( = Diatomophyceae) (diatoms)
Class Phaeophyceae (=Fucophyceae) (brown algae)
Divisio Rhodophyta (red algae)
Class Rhodophyceae
Subclass Florideophycidae Subclass Bangiophycidae
Divisio Pyrrophyta (=Pyrrhophyta = Dinophyta) (dinoflagellates)
Class Dinophyceae
Divisio Cryptophyta (cryptomonads)
Class Cryptophyceae
Divisio Euglenophyta (euglenoids)
Class Euglenophyceae
Di perairan Indonesia menurut Weber Van Boss ditemukan adanya 782 jenis alga yang tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia. Meliputi 179 alga hijau, 134 alga coklat dan 425 alga merah. Pembangian alga ditingkat divisio dan kelas (Sze, 1986), secara khusus didasarkan pada :
1. Pigmen pengektasi cahaya untuk fotosintesis
2. Cadangan polisakarida
3. Organisasi selular
4. Morfologi
5. Ekologi
Klasifikasi alga laut, makro alga menurut Dawes (1981), terdiri dari 3 divisio yaitu Rhodophyta alga merah, Phaeophyta alga coklat dan Chlorophyta alga hijau. Sedangkan menurut Vanden Brook (1995), makro alga terdiri juga atas 3 divisio yaitu divisio Chlorophyta alga hijau, Rhodophyta alga merah dan Heterokontophyta alga coklat, nama division alga coklat dari ketiga penulis berbeda. Ternyata dengan berkembangnya ilmu taksonomi maka banyak para ahli mengelompokkan alga pada tingkat divisio yang sama namanya tetapi ada yang berbeda. Begitu juga ada yang mengelompokkan Chlorophyceae, Rhodophyceae dan Phaeophycea kedalam kelas tetapi yang lain memasukkannya ke tingkat taksa yng lebih tinggi sedikit yaitu sub phylum/division. Memang taksonomi alga ini masih sulit dasar pengelompokkannya menurut kata beberapa ahli alga (De Wreede dan Klinger, 1987).
2.3 Klasifikasi Makroalga dan Mikroalga
2.3.1 Klasifikasi Mikroalga
Mikroalga merupakan tumbuhan uniseluler paling primitif yang umumnya dikenal dengan sebutan phytoplankton. Habitat hidupnya adalah wilayah perairan baik di air tawar maupun di air laut. Nannochloropsis sp. merupakan mikroalga dari golongan alga hijau. Selnya berbentuk bola dengan warna kehijauan, berukuran kecil dengan diameter 2-8 μm (Kawaroe et al., 2010). Mikroorganisme fotosintetik ini telah banyak dimanfaatkan dalam produksi biomassa, produksi energi, produksi berbagai produk bermanfaat, bioakumulasi senyawa tertentu serta berbagai proses biotransformasi (Kurniawan dan Gunarto, 1999).Berdasarkan cara hidupnya mikroalga dapat diklasifikasikan menjadi (Insan, 2009 [IH3] ):
1. Fitoplankton
Hidup bebas mengambang/ melayang di air. Cara bergerak terbawa bebas mengikuti arus air (pasif). Ada yang aktif disebut neuston.
2. Fitobentos
Hidup melekat pada substrat/ sesuatu di dasar perairan. Berdasarkan ukuran dibedakan menjadi makroalga bentos dan mikroalga bentos. Tergantung tipe substrat, rerumputan/ tumbuhan air dan arus air. Tipe substrat: stabil misalnya batu dan tidak stabil misalnya pasir.
3. Alga simbiotik
Hidup bersama dan saling berasosiasi dengan organisme lain. Keuntungan adanya simbion adalah inang mendapat makanan sedangkan alga mendapat perlindungan/ lingkungan tetap dan zat-zat makanan. Kerugiannya daerah penyerapan hara/ sinar untuk inang berkurang/ sempit.
Mikroalga adalah mikroorganisme, fotosintetik dengan morfologi sel yang bervariasi, baik uni-selular maupun multiselular (membentuk koloni kecil). Sebagian besar alga tumbuh secara fototrofik, meskipun tidak sedikit jenis yang mampu tumbuh heterotrofik. Mikroalga dapat diklasifikasikan pada beberapa filum diantaranya (Mirojiah, 2013) [IH4] :
1. Cyanobacteria (alga biru hijau)
Cyanobacteria atau alga biru hijau adalah kelompok alga yang paling primitif dan memiliki sifat-sifat bakterial dan alga. Kelompok ini adalah organisme prokariotik yang tidak memiliki struktur-struktur sel seperti yang ada pada alga lainnya, contohnya nukleus dan chloroplast. Mereka hanya memiliki chlorophil a, namun mereka juga memiliki variasi phycobilin seperti halnya carotenoid. Pigmen-pigmen ini memiliki beragam variasi sehingga warnanya bisa bermacam-macam dari mulai hijau sampai ungu bahkan merah. Alga biru hijau tidak pernah memiliki flagella, namun beberapa filamen membuat mereka bergerak ketika berhubungan dengan permukaan. Unicell, koloni, dan filamen- filamen cyanobacteria adalah kelompok yang umum dalam budidaya, baik sebagai makan maupun sebagai organisme pengganggu.
Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang selalu beriklim hangat sepanjang tahun menyebabkan sering mengalami blooming Cyanobacteria di perairan tawar. Studi tentang struktur komunitas mikroalga pada beberapa danau/situ dan sungai di Indonesia mengindikasi bahwa banyak galur Cyanobacteria muncul mendominansi perairan tertentu. Diantaranya blooming Microcystis aeruginosa terjadi di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat pada tahun 1987 (Kabinawa, 1987).
Spesies-spesies Cyanobacteria yang ditemukan tersebut dikelima situ/danau merupakan anggota dari dua ordo, yaitu Chroococcales dan Oscillatoriales. Spesies-spesies yang merupakan anggota ordo Chroococcales berjumlah 8 spesies, yaitu Aphanothece sp., Chroococcus sp., Chroococcus dispersus, Gloeocapsa sp., Merismopedia sp., Microcystis aeruginosa, Microcystis sp., dan Synechococcus sp. Spesies-spesies yang merupakan anggota ordo Oscillatoriales berjumlah 6 spesies, yaitu Arthrospira sp., Oscillatoria sp. 1, Oscillatoria sp. 2, Planktothrix agardhii, Romeria sp. dan Spirulina sp (Prihantini et. al., 2008).
Menurut Prihantini et. al.(2008), Cyanobacteria yang dikelompokkan dalam ordo Chroococcales dibedakan berdasarkan bentuk koloni. Spesies-spesies Cyanobacteria dari ordo Chroococcales memiliki bentuk koloni berupa persegi, spherical, atau tidak beraturan. Bentuk koloni spherical ada pada spesies Aphanothece sp., Chroococcus sp., Gloeocapsa sp., dan Synechococcus sp. Bentuk koloni persegi ada pada spesies Merismopedia sp. Perbedaan dua spesies Microcystis sp. dan Microcystis aeruginosa adalah sel- sel Microcystis sp. tersusun rapat dalam koloni yang teratur, sedangkan sel-sel Microcystis aeruginosa tersusun dalam koloni yang tidak teratur. Spesies-spesies Cyanobacteria yang dikelompokkan dalam ordo Oscillatoriales dibedakan antarspesies berdasarkan bentuk trikom, lebar trikom, dan vakuola gas. Spesies-spesies Cyanobacteria dari ordo Oscillatoriales memiliki dua bentuk trikom yang berbeda. Arthrospira sp., Spirulina sp., dan Romeria sp.memiliki bentuk trikom berupa trikom terpilin, sedangkan Oscillatoria sp.1, Oscillatoria sp. 2, dan Planktothrix agardhii. memiliki bentuk trikom berupa trikom lurus. Arthrospira sp. dan Spirulina sp. dibedakan berdasarkan septum pada trikom. Dengan menggunakan mikroskop cahaya, septum pada Arthrospira sp. lebih mudah diamati dari pada septum pada Spirulina sp. Lebar trikom dan vakuola gas merupakan karakter yang digunakan untuk membedakan spesies-spesies dari genus Oscillatoria. Romeria sp. berukuran sangat kecil sehingga sulit difoto dengan kamera yang dimiliki.
2. Chlorophyta (alga hijau)
Menurut Rostika (2011), alga hijau adalah kelompok alga yang paling maju dan memiliki banyak sifat-sifat tanaman tingkat tinggi. Kelompok ini adalah organisme prokariotik dan memiliki struktur-struktur sel khusus yang dimiliki sebagaian besar alga. Mereka memiliki kloroplast, DNA–nya berada dalam sebuah nukleus, dan beberapa sellulosa, meskipun ada beberapa yang tidak mempunyai dinding sel. Mereka jenisnya memiliki flagella. Dinding sel alga hijau sebagaian besar berupa mempunyai klorophil dan beberapa karotenoid, dan biasanya mereka berwarna hijau rumput.
Pada saat kondisi budidaya menjadi padat dan cahaya terbatas, sel akan memproduksi lebih banyak klorophil dan menjadi hijau gelap. Kebanyakan alga hijau menyimpan zat tepung sebagai cadangan makanan meskipun ada diantaranya menyimpan minyak atau lemak. Pada umumnya unicel merupakan sumber makanan dalam budidaya dan filamen-filamennya merupakan organisme pengganggu. Jenis-jenis alga hijau adalah :
a. Tetraselmis
Tetraselmis hidup di air tawar dan air laut, berupa organisme hijau motil, lebar 9-10 mm, panjang 12-14 mm, dengan empat flagella yang tumbuh dari sebuah alur pada bagian belakang anterior sel. Sel-selnya bergerak dengan cepat di air dan tampak bergoncang pada saat berenang. Ada empat cuping yang memanjang dan memiliki sebuah titik mata yang kemerah-merahan. Pyramimonas adalah organisme yang berkaitan dekat dengan alga hijau dan memiliki penampakan serta sifat berenang yang identik dengan tetraselmis. Kedua organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang (Ramadhani, 2015).
b. Chlamydomonas
Chlamydomonas hidup di air tawar dan air laut, berwarna hijau dan motil, lebar 6,5-11 mm, panjang 7,5-14 mm, dengan dua flagella yang tumbuh didekat sebuah benjolan pada bagian belakang sel. Sel-selnya bergerak dengan cepat di air dan tampak bergoncang pada saat berenang. Selnya berbentuk spiral sampai memanjang dan biasanya memiliki sebuah titik mata merah. Pada saat sel betina terbentuk, sel induk akan kehilangan flagellanya dan mengeluarkan sebuah kantong transparant disekitar tubuhnya. Sel induk akan terbelah, dan membentuk 2-8 sel anak betina. Organisme ini digunakan sebagai pakan untuk rotifer.
c. Chlorella
Chlorella hidup di air tawar dan air laut, berwarna hijau dan tidak motil serta tidak memiliki flagella. Selnya berbentuk bola berukuran sedang dengan diameter 2-10 mm, tergantung spesiesnya, dengan chloroplast berbentuk cangkir. Selnya bereproduksi dengan membentuk dua sampai delapan sel anak didalam sel induk.
d. Scenedesmus
Scendesmus hidup di air tawar, berwarna hijau dan tidak motil dan biasanya tersusun atas 4 sel. Hidup berkoloni, berukuran lebar 12-14 mm, dan panjang 15- 20 mm. Selnya berbentuk elips hingga lanceolate (panjang dan ramping), beberapa spesies memiliki duri atau tanduk. Setiap sel menghasilkan sebuah koloni bersel 4 setiap bereproduksi. Seringnya bersifat sebagai pengganggu. Organisme ini tidak umum dibudidayakan sebagai sumber pakan.
e. Ankistrodesmus
Ankistrodesmus hidup di air tawar, organisme ini berwarna hijau dan biasa bersel satu, panjang, selnya berbentuk cresent tipis. Biasanya berkoloni empat hingga delapan dengan membentuk sudut satu dengan lainnya. Organisme ini seringkali mengkontaminasi perairan dan dapat hidup pada pipa saluran air, air dalam kendi, dan air tandon. Tidak umum dikultur sebagai pakan.
f. Selenastrum
Selenastrum hidup di air tawar, organisme ini berwarna hijau, berukuran lebar 2-4 mm dan panjang 8-24 mm. Kadang-kadang digunakan sebagai pakan dapnia.
Menurut Reinsch (1867 [IH1] ), Selenastrum memiliki sel berbentuk bulan sabit atau berbentuk sabit yang lebih panjang dari yang luas dan sangat melengkung atau bengkok. Genus ini dapat membentuk koloni non-mucilaginous dari cluster 4, 8, atau 16 sel yang tidak saling terkait dan malah diatur dengan sisi cembung mereka saling berhadapan. Setiap sel memiliki kloroplas parietal tunggal, sering dengan pyrenoids. Sel-sel kecil Selenastrum bervariasi dalam morfologi. Selenastrum mendiami fitoplankton kolam, danau, dan rawa-rawa. Hal ini umumnya ditemukan di sebagian besar Amerika Serikat, Kanada, dan Amerika Tengah, kadang-kadang di perairan yang kaya nutrisi. Manfaat untuk menilai tingkat nutrisi atau racun dalam lingkungan air tawar dan sebagai sumber makanan bagi zooplankton yang diberikan kepada ikan di air tawar budidaya. Berikut ini adalah klasifikasi genus Selenastrum:
Empire : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Chlorophyta infrakingdom
Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina
Class : Chlorophyceae
Order : Sphaeropleales
Family : Selenastraceae
Ingin baca lebih banyak? Silahkan download file DOCX nya secara gratis di bawah ini.
Slots Casinos in 2021 - Mapyro
ReplyDeleteNew 오산 출장마사지 slot machines at selected casino 과천 출장샵 sites in November 2021. See detailed information 동해 출장샵 about slots games, table games, and 성남 출장안마 the latest 공주 출장샵 online slot